Kata bermain sangat akrab di
telinga setiap manusia. Mulai dari anak-anak hingga orang dewasa pasti pernah
bermain. Semua orang normal suka bermain. Sebenarnya kata ini mengandung banyak
makna. Banyak dari kita salah dalam mengartikannya. Ketika orang sedang
bermain, banyak orang lain yang menilai bahwa mereka yang bermain hanyalah
sekumpulan daging yang sedang main-main dan tidak serius. Pemikiran ini salah,
dan saya berani mengatakan bahwa pemikiran ini salah besar.
Pikirkan
kembali kata bermain secara lebih dalam. Seperti saya bilang di awal, semua
orang suka bermain. Karena hanya dengan bermainlah kita dapat melakukan sesuatu
dengan senang hati dan tanpa beban. Banyak orang didunia ini melakukan sesuatu
dengan cara bermain hanya karena bosan, penat, dan lelah. Namun saya yakini,
mereka salah lagi. Mereka lupa akan cara bermain dalam hidup. Banyak masalah
yang dihadapi dalam dunia ini, mulai dari masalah global maupun masalah
pribadi. Mereka yang menggangap masalah sebagai suatu masalah adalah orang yang
lupa akan cara bermain.
Bayangkan
sekali lagi semua masalah yang pernah kita hadapi. Dalam menyelesaikan masalah
tersebut pasti kita lupa akan bermain, sehingga kita mengganggap masalah
sebagai sebuah masalah dalam menyelesaikannya. Coba satu hal. Selesaikan
masalahmu dengan cara bermain. Dalam hal ini bukan berarti main-main. Karna
kata bermain dan main-main sangat beda jauh maknanya. Selesaikan masalahmu
dengan bermain, yaitu dengan senang hati dan tanpa beban. Alhasil masalahmu
tidak akan menjadi masalah buatmu. Target yang dituju awalnya sebagai klimaks,
hanya akan berakhir sebagai dasar. Kinerja akan menjadi meningkat, target
terlampaui, dan kita akan mengapai target-target lain sesuai dengan harapan
kita, bukan harapan kebanyakan orang.
Kenyataan
hidup harus terus diperjuangkan, menjadi landasan pola berfikir bermain.
Lakukan semua hal dengan senang hati dan tanpa beban. Ingat akan makna
sesungguhnya dari kata bermain tersebut, lakukan dengan cara bermain dan bukan
main-main.
Artikel bebas karya Stephanus Haryo Bhismoko